Menyuruh Anak Berbelanja Ke Warung ?
”Ani, tolong ibu dibelikan sesuatu di warung sebelah ya, Nak!” pinta seorang ibu.
”Baik,Bu. Beli apa saja?” tanya Ani gadis kecil itu.
”Beli gula setengah kilogram, minyak satu liter, tepung terigu setengah kilogram, telur setengah kilogram,” kata ibu.
”Baik,Bu,” jawab Ani.
”Kau ingat itu?” tanya ibu. ”Ini uangnya.”
Barangkali kita sering meminta bantuan anak-anak untuk membelikan beberapa barang kebutuhan di toko, warung, kedai, maupun tempat belanja lainnya yang berada di sekitar tempat tinggal kita. Namun ada anak yang tidak mau saat kita suruh berbelanja. Alasannya beragam. Ada yang malu, ada yang bingung, ada yang takut, dan berbagai alasan lainnya.
Selain anak yang tidak mau disuruh, orangtua pun kadang ada yang tak mau menyuruh anak-anak. Mereka juga memiliki beberapa alasan. Antara lain, merasa kasihan, tidak percaya, takut salah beli, dan banyak ketakutan lainnya.
Ini sebenarnya kurang bijak. Menyuruh anak-anak membantu berbelanja atau membelikan sesuatu di warung, kedai, atau toko sesungguhnya memiliki banyak fungsi bagi perkembangan belajar dan kejiwaan anak-anak. Setidaknya ada tujuh manfaat positif bagi anak-anak ketika mereka disuruh untuk berbelanja ke warung atau kedai.
Pertama, melatih keberanian
Anak-anak banyak yang merasa takut ketika kita suruh pergi ke luar rumah menuju tempat tertentu. Tidak jelas apa yang ditakutkan. Padahal tempat yang dituju pun tidaklah terlalu jauh. Bahkan masih bisa dilihat dari tempat tinggal kita. Namun tetap saja mereka tidak berani.
Dengan cara kita menyuruhnya membeli sesuatu di warung, sedikit demi sedikit perasaan takut mereka akan hilang. Yang kita butuhkan adalah kesabaran.
Jika anak masih merasa takut, maka di awal-awal kita harus rela menemaninya dahulu. Mengantar sampai ke jalan, kemudian meningkat dengan hanya mengantar sampai di depan rumah hingga akhirnya tanpa perlu diantar.
Kedua, melatih daya ingat
Saat kita bicara, anak-anak akan mencoba memperhatikan pesan yang kita sampaikan. Barang apa saja yang harus dibeli, tentu akan diingatnya. Jikalau pun sampai ada yang terlupakan, itu wajar. Kita tidak perlu khawatir. Sebab jika terjadi kesalahan pada umumnya masih ada kesempatan penukaran barang dengan si penjual.
Awali dulu dengan membawa catatan kecil jika kita memang mengkhawatirkan. Namun demikian usahakan anak-anak tidak menggantungkan sepenuhnya terhadap catatan tersebut. Beri kesempatan anak membuka catatan jika memang tak lagi mampu mengingatnya. Hal terpenting adalah orangtua tidak menyalahkan anak jika terjadi kesalahan.
Ketiga, melatih tanggung jawab
Anak-anak yang kita suruh ke warung atau kedai pada dasarnya tengah kita latih bertanggung jawab. Ia akan mempertanggungjawabkan dengan cara mendapatkan pesanan kita.
Keempat, melatih mengambil keputusan
Melalui perintah untuk pergi ke warung, anak-anak akan mendapatkan pengalaman langsung. Ia akan membeli apa yang dipesankan orangtuanya. Itu jika pesanan terbatas.
Kemungkin juga ada perintah atau pesanan yang sifatnya tidak terbatas. Misal, orangtua hanya mengatakan, ”Ibu mau bikin roti. Tolong belikan terigu, gula, dan telur, Nak!”
Ini perintah yang bersifat terbuka dan tak terbatas. Perintah seperti itu akan membuat anak memiliki keleluasaan untuk mengambil keputusan sendiri. Ia harus menentukan berapa banyak harus membeli gula, terigu, dan telur. Ini membutuhkan keputusan tingkat tinggi bagi anak-anak.
Anak-anak yang memiliki pengalaman tentang membuat roti maka akan bisa berpikir berapa banyak harus membeli barang-barang tersebut. Namun sebaliknya, anak-anak yang tak memiliki pengetahuan tentang hal itu maka akan mengalami masalah besar dalam membuat keputusan.
Begitu pula jika melihat besaran uang yang ia terima. Dengan jumlah uang tertentu maka anak-anak akan bisa memutuskan berapa banyak harus membeli barang-barang yang dipesan berdasarkan perkiraan harga barang masing-masing. Di sinilah seni mengambil keputusan bagi anak akan terbentuk.
Kelima, melatih berkomunikasi dan belajar menyampaikan pesan
Anak-anak yang disuruh membeli sesuatu artinya ia harus berlatih berkomunikasi dengan beberapa pihak. Pertama berkomunikasi dengan kita yang memerintah. Ia akan berusaha memperhatikan apa yang kita pesan. Kemudian mengomunikasikan dengan pihak lain. Dalam hal ini adalah penjual, atau pemilik warung.
Dari mulai ia memberi salam hingga menyampaikan apa saja maksud dan tujuannya. Itu semua adalah bentuk berkomunikasi.
Ada anak yang mampu berkomunikasi dengan baik dan lancar. Ada pula yang sebaliknya. Dengan sering kita menyuruh anak-anak artinya frekuensi berkomunikasi mereka semakin banyak. Dan itu sangat dapat mengurangi rasa malu, takut, dan menambah percaya diri.
Maka dengan sering kita menyuruh anak-anak untuk berbelanja ke warung, tentu anak akan semakin pandai untuk berkomunikasi dan menyampaikan pesan.
Keenam, melatih berhitung
Berbelanja atau membeli sesuatu itu sangat erat terkait dengan aktivitas hitung-menghitung. Berapa pun besarnya angka dan uang.
Anak yang disuruh membeli dua buah sabun mandi dengan harga masing-masing empat ribu lima ratus maka ia akan menghitung berapa kembaliannya jika ia membawa uang sepuluh ribu rupiah.
Apalagi jika harus membeli banyak jenis barang dengan harga yang berbeda-beda. Tentu ia harus mencoba ikut berhitung.
Di sinilah anak akan berproses berhitung, meskipun si penjual sudah berkewajiban menghitungnya.
Ketujuh, belajar mandiri
Anak-anak yang sering kita mintai bantuan untuk berbelanja ke warung memiliki kecenderungan menjadi anak yang mandiri. Anak akan melakukan sendiri saat memerlukan kebutuhan pribadinya. Ia akan membelinya sendiri ke warung atau toko.
Semisal, saat dirinya mendapat tugas membuat keterampilan dari sekolahnya. Begitu membutuhkan peralatan atau bahan maka dengan cekatan ia akan mencari di warung atau toko di sekitar tempat tinggalnya. Tidak merengek meminta diantar orangtuanya hanya untuk mendapatkan lem atau kertas.
Demikianlah, ada banyak manfaat orangtua menyuruh anak-anaknya untuk membantu berbelanja atau membelikan sesuatu di warung, kedai atau pun toko. Oleh karena itu penting kita memberi kepercayaan kepada mereka. Ajari sedikit demi sedikit dan jangan terlalu mengkhawatirkan atau merasa bersalah kepada anak saat menyuruhnya berbelanja ke warung atau toko. Karena hal demikian hanya menjadi penghambat perkembangan anak-anak belaka. (Riyadi – Pendidik di SDN 1 Kediri, Karanglewas, Kabupaten Banyumas, Pegiat literasi di KOMPAK)
Sumber artikel :
Posting Komentar untuk "Menyuruh Anak Berbelanja Ke Warung ?"